Monday 9 March 2009

The Power of Love (Kel 15:13)

"Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus." (Kel 15:13 )

Sepanjang abad cinta memang selalu hal yang paling menggetarkan kehidupan. Tidak heran kalau di dunia entertainment/ hiburan thema tentang cinta menjadi hal yang paling menginspirasi dan menarik perhatian banyak penggemar. Ada lagu “the power of love” dari Whitney Houston, ada Joy Tobing yang menjadi Juara I pada Indonesian Idol dengan lagunya “…..semua karena cinta,” dan masih banyak lagi lagu lainnya yang sangat indah dan menginspirasi. Karena cinta orang tertawa tapi karena cinta juga orang menangis, karena cinta orang kuat tapi karena cinta juga orang menjadi rapuh, karena cinta orang berprestasi tapi karena cinta juga orang gagal. Karena cinta orang mau nyanyi-nyanyi sendiri di kamar mandi tapi karena cinta juga orang mau tertawa-tawa sendiri di trotoar jalanan. Karena itu ada juga syair lagu yang lain mengatakan; “jatuh cinta berjuta rasanya.” Tidak salah lagi cinta itu memang ibarat satu kekuatan mesin yang dapat menggerakkan seseorang untuk bersedia dan sanggup melakukan sesuatu.

Inilah yang disaksikan dan dialami sendiri oleh Musa bersama umat Israel pada waktu itu. The power of Love, ya! Kekuatan cinta kasih. “The people you rescued were led by your powerful love to your holy place.” (CIV) Inilah yang dikatakan oleh Musa dalam nyanyiannya setelah mereka keluar dari perhambaan di Mesir dan selamat dari kejaran Firaun dan pasukannya yang gagah perkasa. Hanya karena cinta kasih Allah mereka keluar dan selamat. Cinta kasih telah menjaga mereka dari sepuluh tulah, khususnya kematian anak sulung (tulah kesepuluh) di Mesir. Cinta kasih yang sama telah membuat Firaun menyerah kepada mereka untuk mengijinkan mereka keluar dan membawa apa saja yang bisa mereka bawa. Cinta kasih itu juga yang membuat Laut Merah (Teberau) terbelah dua sehingga mereka dapat berjalan menyeberang dan menenggelamkan pasukan Firaun. Dibandingkan dengan Firaun dan pasukan tentaranya umat Israel tidak ada apa-apanya. Itu ibarat domba lemah di tengah-tengah serigala. Tapi kenyataannya kekuatan Firaunlah yang tidak ada apa-apanya. Dia sangat-sangat rapuh bagaikan ranting kering. Mengapa? Karena dia sedang berhadapan dengan Kekuatan cinta kasih Allah terhadap umat pilihanNya. Cinta kasih Allah yang sedemikian telah mendorong Musa bernyanyi. Saya membayangkan bagaimana Musa bernyanyi dengan masalah lidahnya (Kel 4:4). Dulu hal itulah yang menjadi alasannya kepada Tuhan agar bukan dia yang diutus tetapi sekarang bernyanyipun dia bisa. Kelemahannya sekarang tidak menjadi penghalang baginya untuk memuji TUHAN. Luar biasa! Kekuatan cinta kasih Allah memang selalu menghasilkan sesuatu yang tak terduga. Hal serupa telah terjadi juga kepada kita. Kekuatan cinta kasih Allahlah yang membuat Dia mengutus Yesus Kristus AnakNya yang tunggal; menderita dan mati di kayu salib. Sehingga olehNya manusia beroleh keampunan dosa dan keselamatan (Yoh 3:16). The power of Love-nya Allah telah membebaskan dan menyelamatkan kita dari maut. Sorga kini terbuka bagi kita. Masihkah hal ini jelas kita sadari dan menggetarkan jiwa? Adakah kelemahan kita yang masih sering kita gunakan menjadi alasan untuk tidak melayani dan memuji Tuhan? Atau malah berkat-berkatNya sendirilah yang sering kita perbuat menjadi alasan?

Renungan hari ini membaharui semangat kita setiap hari untuk meneruskan perjalanan kehidupan ini. Kekuatan cinta kasih Tuhan menjadi jaminan atas kemenangan kita. Tidak akan ada kekuatan apapun yang dapat memisahkan kita dari KasihNya. Amin.

1 comment:

SAM'S said...

Duri, 16 April 2009

Kepada Yth:
Bapak Ephorus, Pengurus Gereja, Seluruh Petinggi Gereja
dan Khusus Buat Pendeta HKBP Dame Ressort Dame, Duri
Bapak Wissel Siregar
Hal : Pelayanan Yang Dibutuhkan

Syalom dan salam hormat,
Semoga kasih dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus ada pada kita semua. Amin.

Gereja adalah persekutuan orang-orang yang terpanggil dari dunia kegelapan menuju terang Allah yang ajaib, untuk dijadikan menjadi milik Allah.
Gereja mempunyai sifat sebagai garam dan terang dunia. Sifat gereja sebagai garam dan terang dunia tentunya adalah salah satu sifat gereja. Dalam arti rohaninya, gereja sebagai Garam harus mampu menciptakan, membuat suasana enak, menghilangkan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma dan sebagai penolong, pemberi kekuatan pada orang-orang yang sedang mengalami gonjangan-gonjangan yang mengganggu kehidupan manusia. Sedangkan Terang adalah menghilangkan kegelapan, menyinari, menghangatkan bukan membakar atau menghanguskan. Demikianlah gereja atau orang percaya harus memberi cahaya kebenaran, menghilangkan perbuatan-perbuatan gelap (kotor, jahat) dengan cara menerangi jalan dan memberi kebenaran agar manusia itu dapat berjalan dalam terang sorgawi di dalam Yesus Kristus.

Tahun 2009, HKBP mencanangkan pada tahun ini adalah tahun Diakonia. Diakonia merupakan salah satu dari 3 tugas panggilan gereja. Dalam perjanjian lama dipakai dengan istilah “Meshareth” yang berasal dari kata “shareth” artinya : melayani atau mengerjakan pelayanan dengan ketaatan. Dalam perjanjian baru disebut dengan kata “pejabat” atau “minister”. Ciri khas pelayanan dalam perjanjian baru adalah bahwa melayani Allah dilakukan dengan cara melayani sesama manusia. Itu sebabnya Yesus mengatakan “barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayananmu.” Jadi pelayanan itu mencakup pelayanan yang dilakukan baik secara fisik maupun rohani atau moral.
Gereja terpanggil untuk melayani (diakonia) maksudanya bahwa dalam segala aktifitas tercerminlah sifat pelayanan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh yang mencakup kehidupan jasmani ataupun rohani, individu maupun kelompok di dalam berbagai lapangan kehidupan

(Diambil dari Berbuah Dalam Kristus, Pendidikan Agama Kristen Untuk SMA yang disusun oleh Drs. Mangido Tua Nainggolan , dkk. Penerbit CV. SAMEBF Medan Cetakan Pertama, Edisi 2004).

Sesuai dengan tahun yang dicanangkan oleh HKBP yaitu tahun diakonia (melayani), salah satu bentuk nyata dari diakonia adalah gereja harus mampu dan siap membantu saudara-saudaranya yang terkena PHK dan belum mendapat pekerjaan. Tentunya pengurus Gereja harus memfasilitasi dan memediasi hal ini. Mereka yang terkena PHK karena ada imbas sebahagian dari krisis global dan ada juga hal lainnya. Mereka yang tidak mendapat pekerjaan adalah mereka anak-anak muda, anak-anak bagian dari gereja, anak-anak Indonesia dan juga bagian dari dunia dan kawanan domba Allah. Apakah di tahun Diakonia ini, HKBP akan menutup mata dengan ini? Apakah gereja akan kehilangan sifatnya, yaitu menjadi garam dan terang dunia? Apakah ini bukan dianggap pelayanan? Tentunya hal ini adalah pelayanan seperti ajaran Tuhan Yesus. Tentunya gebrakan dari pada HKBP akan dinantikan. Peran gereja yang sangat dibutuhkan saat ini dan mengenai hal ini. Gereja harus bisa menjembatani ini dan mencari solusi yang tepat untuk ini. Jika seandainya HKBP menyelesaikan hal ini dan HKBP dapat mencetuskan pesan moral ini di Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan bahkan jika menyuarakannya di DGC (Dewan Gereja Dunia) dalam peran serta gereja dalam menanggulangi masalah “pekerjaan” yang identik dengan pengangguran dan kemiskinan, berarti gereja melakukan pelayanan fisik yang nyata dan disamping gereja yang sudah melakukan pelayanan rohani yang beribu-ribu tahun lamanya. Jika peran aktif gereja dalam menanggulangi masalah ini berhasil maka dapat dikatakan bahwa gereja membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dan kemiskinan. Tentunya peran aktif gereja yang ada hubungannya dengan negara adalah bertujuan untuk membuat Indonesia dan dunia menjadi lebih baik serta berbagai hal positif lainnya baik secara khusus ataupun umum. Mengembalikan kawanan domba yang hilang.

Sebagai anggota jemaat HKBP Dame, saya tunggu dari Anda Bapak-Bapak sekalian, tindakan yang nyata dari pada hal ini. Buat Bapak Pdt.Wissel, anda mempunyai kharisma tersendiri dan mohon dipertahankan hal itu dan tentunya mari kita merumuskan dan mencarikan solusinya untuk masalah ini.
TAHUN DIAKONIA HKBP 2009.


Semoga berkat dan damai sejahtera dari Tuhan kita, Tuhan Yesus Kristus ada pada kita semua. Amin.
Syalom,





SHMM
Pemuda yang butuh pelayanan