Sunday 8 March 2009

Yunus Oh Yunus!!! (Yunus 4 : 1 - 11)

Ada satu kolom pada Majalah KARTINI yang sangat menarik untuk dibaca, yaitu; MAMA OH MAMA! Bagian ini berisikan berbagai kisah nyata dari kaum perempuan yang sangat memilukan hati. Tidak jarang "si penderita" dalam kisah itu ada yang sampai putus asa dan berharap lebih baik mati daripada hidup, bahkan ada yang sampai mencoba bunuh diri. Dapat dikatakan bahwa kisah-kisah tersebut sebenarnya merupakan jeritan hati yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Seolah-olah "si penderita" sedang mengadu ke Papanya sambil menangis di pelukan Mamanya untuk mencurahkan seluruh isi hatinya, sehingga judulnya sangat tepat, OH MAMA OH PAPA.
Sejalan dengan itu dalam nats ini juga Yunus sangat bersusah hati dan gundah gulana. Hal itu terlihat dari doanya yang sebenarnya lebih mirip keluhan keputusasaan. Dua kali dia mengatakan bahwa lebih baik baginya mati daripada hidup. Kelihatannya dia sangat terganggu atas kenyataan bahwa pada akhirnya Niniwe bertobat dari dosa-dosa mereka dan menikmati KASIH dan BERKAT Allah yang sangat besar. Pantaskah mereka menerima kebaikan Tuhan? Bukankah dosa mereka sudah teramat besar? Bukankah sepantasnya mereka dihukum? Sebenarnya mengapa Yunus begitu "menderita" atas kenyataan itu? Bukankah seharusnya dia senang karena jerih payahnya melakukan misi di sana tidak sia-sia? Agak mengherankan memang. Sepertinya Yunus memiliki masalah interest pribadi dengan orang Niniwe. Hal itu memang tidak ada tertulis dalam kitab ini. Alasan mengapa dia harus pergi ke Niniwe dengan singkat dikatakan karena "kejahatan mereka telah sampai kepada TUHAN." (1:2) Sepertinya jeritan dari korban-korban karena kejahatan mereka telah sampai kepada TUHAN. Keadaan seperti ini biasanya menggambarkan bahwa kejahatan mereka sudah keterlaluan, tidak bisa dimaafkan lagi. Mereka pantas menerima ganjaran yang setimpal dengan dosa-dosa mereka. Mereka pantas dihukum. Allah membebaskan umat Israel dan menghajar Firaun serta kaumnya setelah seruan umatNya sampai kepadaNya (Kel 3:7, 9 ; 22:23). Firman Tuhan menegor dengan keras sikap orang-orang kaya yang melakukan kejahatan dengan menahan-nahan upah, dimana seruan para pekerjanya telah sampai kepada TUHAN (Yak 5:4). Jadi bagi Yunus sudah cukup adil jika orang Niniwe segera dihukum. Kita memang tidak diberitahu; jangan-jangan Yunus juga pernah merasakan akibat dari kejahatan mereka, atau mungkin keluarganya atau setidaknya dia memang sangat jijik setelah mengetahui kejahatan mereka.

Setelah pelariannya yang gagal, oleh penentuan TUHAN dia ditelan oleh ikan besar yang pada akhirnya membawa dan memuntahkannya di Niniwe. Dapat dibayangkan bagaimana sikap Yunus dalam melakukan tugasnya. Tentulah dia tidak begitu bersemangat sebagaimana orang yang terpaksa melakukan sesuatu. Dia tidak menemui raja Niniwe tapi dia hanya menyampaikan pesan itu kepada orang-orang yang ditemuinya di kota. Perhatikanlah pesan singkatnya ini! “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." (3:4) Kelihatannya dia tidak bisa menyembunyikan kekesalannya kepada mereka. Dia langsung memberitahukan hal yang akan terjadi sebagai ganjaran atas kejahatan mereka. Dia tidak mengatakan: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan. Karena itu bertobatlah, berbaliklah kepada TUHAN, sehingga Allah yang Mahapengasih dan Penyayang akan mengampuni kamu jika kamu sungguh-sungguh menyesali dosa-dosamu.” Bukankah yang kedua itu seharusnya dia sampaikan?!! Tetapi bukan itu yang dikatakannya. Dia tahu bahwa Allah itu Pengasih dan Penyayang (ay 2) tapi dia tidak memberitahukannya kepada orang Niniwe. Kelihatannya dia tidak ingin mereka tahu tentang itu. Baginya satu-satunya yang perlu mereka tahu yaitu bahwa tidak lama lagi mereka akan dihukum. Titik!!! Dasar Yunus oh Yunus!!!

Tapi apa yang terjadi??? Tak disangka, Yunus juga tidak menduga!!! Orang Niniwe merespon secara luar biasa pesan singkat Yunus yang tidak menyenangkan itu. Mereka bertobat. Bahkan raja yang tidak mendengar secara langsung dari Yunus segera memimpin pertobatan massal dalam seluruh kerajaannya. Apa yang dikatakan oleh Yunus bahwa kota itu akan ditunggangbalikkan ternyata tidak terjadi. Sebaliknya TUHAN malah menyatakan kasihNya kepada mereka. Hal ini semakin menambah kekesalan hati Yunus. Kelihatannya dia sangat menderita secara batin sehingga dua kali dia mengatakan kepada TUHAN lebih baik baginya mati daripada hidup. (ay 3, 8) Yunus oh Yunus!!! Sudah lama dia tahu bahwa Allah itu adalah Allah yang Mahapengasih dan Penyayang, tetapi sangat sulit baginya untuk memahami bahwa Allah itu juga mengasihi semua bangsa termasuk orang-orang berdosa.

Demikianlah halnya dengan kita; mengetahui bahwa Allah itu KASIH adalah mudah tapi memahami bahwa KASIHNya begitu besar kepada setiap orang adalah hal yang paling sulit. Karena itu berarti Dia juga mengasihi dan memberkati orang yang berbuat jahat kepada kita, yang membenci dan juga kita benci. Karena dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi sifat manusia bahwa jika kita membenci seseorang kita sering berharap bahwa sahabat-sahabat kita yang lain kiranya turut juga membenci orang tersebut. Perasaan seperti ini juga terkadang terbawa kepada kehidupan spiritual kita. Kiranya Tuhan juga segera menegor atau menghukum orang yang menyakiti kita. Kita sering lupa bahwa Dia juga mengasihi orang yang menyakiti kita. Itulah sebabnya Yesus pernah berpesan: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat 5:44 bnd Luk 6:28) Jadi jika kita menghadapi hal seperti ini, sikap sejati adalah berdoa agar Tuhan berbicara kepadanya dan kepada kita sehingga hubungan itu dapat diperbaiki sebagaimana mestinya harus hidup di dalam kasih. Karena memang TUHAN mengasihi semua orang. Amin.

No comments: